PROFIL
DESA
2.1
KONDISI DESA
2.1.1 SEJARAH DESA SUNGAI SAYANG
Sebelum Sungai sayang di beri nama,, para nelayan yang sering
berlabuh di alur sungai ini sering menyebutnya dengan sebutan Sungai Nil sedangkan
sungai jawi di sebut Teluk Palai
serta pada pinggir pantainya terdapat
Tanjung yang dulunya disebut Tanjung Demak
dan sekarang disebut yaitu “Tanjung
Pokko” hingga sampai ini.
Sungai Sayang di beri nama oleh para
pendatang dari Pulau Sulawesi dengan menggunakan Perahu layar yang bernama ‘’Sayang’’
sehingga terdampar di pinggir pantainya lalu di sebut lah nama sungai itu sesuai
dengan sebutan nama perahu layarnya yang dia gunakan lalu sungai ini di beri nama
: Sungai-Sayang
sehingga sampai desa ini di
bentuk dengan nama “DESA
SUNGAI SAYANG”.
Pemukiman
penduduk desa pertama kali adalah para pendatang dari Pulau Sulawesi (Suku
Bugis) sekitar tahun 1960an, tepatnya di muara Sungai Sayang. Kelompok pendatang ini
kemudian mendirikan pemukiman di sekitar sungai dan beberapa saat kemudian
diikuti dengan kelompok keluarga lain, baik yang langsung dari Pulau Sulawesi
maupun orang-orang Bugis yang telah berdomisili di Sungai Jambat, Sungai Lokan, Nipah
Panjang, Muara Sabak, Kota Jambi dan lainnya, serta suku lain terutama suku
Jawa, Kerinci, Batak, Melayu Jambi, dan lainnya.
Maksud
kedatangan penduduk ke desa ini pertama kali adalah sebagai nelayan yang
memerlukan lokasi tempat berlabuh bagi kapal yang mereka gunakan sebagai sarana
menangkap ikan. Pada saat menetap ini untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga makan beras, kemudian mereka
mulai mengolah lahan untuk tanaman pangan (padi) dan selanjutnya menanam kelapa
yang ternyata hasilnya cukup baik dan berkembang sampai saat sekarang.
Perkembangan penduduk desa mengalami arus turun naik dari periode ke periode
seperti pada akhir tahun 1970an dan awal 1980an jumlah penduduk datang cukup
banyak, tetapi mulai tahun 1990an jumlah pendatang semakin sedikit dan bahkan
sebagian kembali ke Sulawesi. Penduduk yang meninggalkan desa sampai saat masih
memiliki lahan dan tidak diolah sehingga menjadi semak dan belukar terutama
pada parit 5 - 9. Pada lokasi ini masih ditemukan bekas lahan persawahan yang
sudah ditumbuhi semak dan belukar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar